Menyusuri MOENJANG MANGROVE with GEMPA 01

Pas satu Maret 2017, selamat datang bulan kelahiran. Pagi itu saya, Arief dan Reno kerja sambil jalan-jalan ke Kurau Barat Kabupaten Bangka tengah, disana sudah ada Bang Aldo dan Bang Yasir, dua pentolan Gempa 01. 
Generasi Muda Pencinta Alam, awalnya sempat kaget bertanya perihal keberadaan komunitas ini ke kades Kurau Barat. Saya disangka membuat isu Hoax tentang adanya peristiwa Gempa di Desa itu, padahal yang saya maksudkan adalah Gempa 01 (dibaca Nol Satu), jadi pastikan kita menyebutnya dengan lengkap Gempa 01 bukan "gempa" saja guys.
Galeri Mangrove, masih proses persiapan
Masih Persiapan Belum dipajang
Tiba di Desa Kurau Barat, kami langsung mengunjungi Galeri Mangrove tempat nanti beragam potensi hutan Mangrove ini akan ditampilkan, seperti berbagai jenis mangrove, aneka ekosistem yang ada didalam hutan mangrove, hingga beragam manfaat yang dapat dinikmati dari hutan ini. Saat ini memang galerinya masih dalam proses pembenahan, semoga saja dapat cepat selesai dan kita bisa tahu apa saja manfaat yang dapat kita ambil dari hutan mangrove ini.
Lokasi Penyemaian dan Pembenihan Gempa 01
Bang Yasir langsung mengajak kami ketempat pembibitan mangrove, letaknya tidak jauh dari rumah bang Yasir, sedikit melewati perkebunan sawit kami langsung tiba di disana,  kita bisa melihat bagaimana proses pembibitan dan penyemaian mangrove atau bakau dalam media tanam gelas plastik. Cukup unik bagaimana komunitas ini memilih media tanamnya dari  limbah plastik bekas minuman daripada polibag. Alasannya Selain mampu mendaur ulang sampah, ternyata teknologi ini cocok dan bagus untuk budidaya tanaman jenis bakau . Akar bakau atau mangrove dapat lebih terjaga jika di tanam di media gelas plastik dibanding polibag.

Benih Mangrove
Proses penyemaian dan pembibitan pohon mangrove/bakau
Disini saya juga melihat bagaimana proses setiap gelas-gelas plastik bekas minuman ini diisi dengan tanah atau lumpur oleh para ibu rumah tangga, saya fikir ini manfaat pertama dari keberadaan hutan mangrove , yaitu penyerapan tenaga kerja.

Tanam-Lah Sebelum Kamu Ditanam 🌲🌳🌴
Bang Yasir adalah ketua Komunitas Gempa 01, ditengah kesibukannya sebagai kordinator TRC (Tim Reaksi Cepat) diwilayah dua, perairan Kurau hingga Tanjung Berikat, dia juga begitu peduli dengan lingkungan sekitarnya. Terlebih pada keasrian lingkungan laut dan perairannya. Bekerja sebagai tim SAR-nya Dinas Sosial, yang menjaga dan melakukan penyelamatan korban tenggelam di lautan. Tentu pantai dan lautan bukan hal baru bagi Bang Yasir. 
Bang Yasir, Ketua GEMPA 01
Menjaga lingkungan pantai dengan membudidayakan tanaman bakau telah lama digelutinya bahkan sejak Bang Yasir dan rekan-rekannya ini masih muda dan bujangan dulu.
Waktu itu setelah kuliah di Makasar dan kembali ke kurau, bang Yasir Sempat kaget dengan lingkungan pantai kampung halamannya yang saat itu rusak akibat sedimentasi lumpur yang dihasilkan tambang laut. Ekosistem tanaman bakau dan beragam hewan didalamnya-pun terancam punah. Maklum banyak habitat laut yang  menjadi sumber makanan dan matapencaharian  masyarakat sekitar seperti kepiting, udang dan aneka ikan lainnya. Kekhawatiran ini membuat Bang Yasir dan kawan-kawan begitu semangat menanam pohon bakau di sepanjang sungai Munjang hingga muara pantai, dan kegiatan penanaman itu dilakukannya sejak tahun 2005. Motivasi lainnya cukup simpel, yaitu "apakah anak cucu nanti masih bisa menikmati keindahan hutan bakau jika kondisinya terancam???." Ungkap bang Yasir.
 
proses Penanaman bibit Bakau Disepanjang sungai Munjang
Dua belas tahun sudah mereka membudidayakan mangrove dan kini begitu banyak manfaat yang dirasakan bahkan oleh seluruh masyarakat desa Kurau Barat.
Satu hal lagi yang menurut saya begitu inspiratif, adalah motifasi yang hingga saat ini dijaga oleh bang Yasir dan kawan-kawan GEMPA 01 . Yaitu nasehat Pak Ibnu Saleh, Wakil Bupati yang saat itu menjabat sebagai Kadis Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah. "Menanam satu Pohon Berarti kita telah Membangun satu rumah di syurga" , dari satu pohon akan banyak manfaat yang dirasakan oleh apapun dan siapapun, semut dapat membangun sarang didalamnya, burung dapat menjadikannya sebagai tempat berlindung, oksigen yang dihasilkannya bahkan dapat dihirup oleh manusia, dan jika berbuah, buahnya dapat dikonsumsi oleh anak cucu kita, menanam pohon sebenarnya menanam atau memberikan banyak kebaikan.
"Pak Aldo nih sudah banyak rumahnya disyurga Mas Fahrul, Masalahnya kita belum tahu bisa sampai apa tidak ke Syurga, Kalau tidak sampai terpaksa diKontrakkan (Rumahnya).." celoteh bang Yasir dan kawan-kawan GEMPA 01 kepada saya 😁😀😃😄, kocak juga.

Terbuai sungai Mujang
tunggangan kami saat menyusuri sungai munjang
Saat  itu kami diantar oleh lima orang dari Komunitas GEMPA 01. Kami menyusuri sungai Munjang dengan Menaiki Speedboat ukuran agak besar berwarna putih. Dilahan HKM seluas 213 hektar inilah ekosistem mangrove dilestarikan. Reno dan Arif tidak pernah menyangka jika syuting kali ini akan berkeliling sungai menggunakan Speedboat. Kaget sekaligus girang  langsung mereka rasakan, saya hanya bisa bahagia melihat mereka kegirangan. Wkwkwkwk😁😀😁.

Menyusuri sungai Mujang dengan kanan-kirinya kawasan hutan darat, membawa sensasi luar biasa bagi kami. Jadi, kalau anda mengunjungi sungai Munjang, anda akan melewati dua hutan disepanjang sungai ini yaitu hutan darat dan hutan tropis. Kita akan tahu jika kita perhatikan perbedaan aneka pohon dan jenis mangrovenya dikedua hutan ini. 
Pas tarik nafas udaranyahhh Sejuk, asri dan pastinya menyenangkan. Reno sudah berpose untuk Selfi sambil bergaya layaknya vloger sedari awal, Arif masih fokus dengan bidikannya, saya tidak mau ketinggalan untuk berselfi dan motret setiap momen untuk diabadikan. Sambil sesekali mengobrol dengan bang Yasir.
menyusuri Hutan Darat
Aneka pohon dan tumbuhan pinggir sungai menambah rindangnya pemandangan hutan saat itu. Ada juga berbagai pohon mangrove dengan jenisnya yang berbeda. Kita harus hati-hati karena ada saja beberapa dahan pohon yang agak menjorok ketengah sungai, intinya jangan terlalu fokus Selfi jika tidak ingin kepala kita kepentok Batang pohon. 

eksisto musto
Setelah melewati areal hutan darat kami, Memasuki kawasan hutan tropis, aneka mangrove  banyak kami lihat, jenisnya berbeda dengan jenis pohon bakau yang ada di wilayah hutan darat sebelumnya. Menyusuri sungai ini kami berasa menempuh  perjalanan disungai Amazon,  kami sempat khawatir dengan keberadaan hewan buas seperti buaya atau ular. Beruntung di sungai Munjang ini tidak terdapat buaya. 
Memasuki Hutan Tropis, Jenis pohon dan Bakaunya Mulai berbeda
Namun banyak ular jenis piton. Diperjalanan saja, saya sempat melihat dua ekor ular tepat di atas kepala kami. Bang Aldo bahkan sempat terjungkal saat tahu ada ular ukuran besar nemplok didahan dan berada tepat diatas kepala, peristiwa terjungkalnya Bang Aldo menjadi Moment Of the day-nya kita hari itu.
Menurut bang Yasir ular jenis ini memang menjadi habitat ular Mangrove yang cenderung berbisa tapi tidak aktif saat siang. Jadi jangan mencobanya dimalam hari, Karena ular ini begitu sensitif dengan cahaya, mereka cenderung mendekati dan mengikuti keberadaan cahaya.
Entah Ular Apa, Tapi ini Habitat dari Hutan Mangrove
Semakin dekat menuju arah muara, pemandangan pohon mangrove di bagian kanan dan kiri  sungai semakin cantik, sesekali aneka jenis burung beterbangan di atas kita.  Udarapun semakin sejuk, akar-akar mangrove yang kokoh menancap tanah terlihat indah membentuk garis dan lekukan yang menakjubkan.
Keindahan mangrove bukan tanpa manfaat.  Tuhan menciptakannya dengan manfaat lainnya yang memukau. Diantaranya adalah menjadi hunian untuk ekosistem berbagai binatang, baik unggas, mamalia, reptil dan lain sebagainya. Habitat kalong atau kelelawar raksasa juga ada yang tinggal disini. 
buah mangrove bisa digunakan sebagai bahan kosmetik yang mampu mengencangkan kulit
Bang Yasir juga pernah bilang jika dihutan ini terdapat lebah yang menghasilkan madu khas di hutan mangrove, rasanya tidak manis melainkan asam dan menyegarkan. Makin penasaran lagi, sayang kita tidak menemukan jenis lebah dan madu yang dimaksud Bang Yasir saat itu.  Manfaat lainnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar khususnya nelayan. Para nelayan disini dengan leluasa dapat mengambil aneka kepiting dan udang disekitar hutan mangrove. Ditengah perjalanan kami menyusuri hutan bakau, kami sempat bertemu dengan nelayan asal kurau barat yaitu Bang Rendi, profesinya sebagai nelayan banyak terbantu dengan keberadaan hutan mangrove, aneka kepiting dan udang begitu mudah didapat, hal ini karena habitat keduanya banyak hidup disekitar pohon mangrove. 
Bang Rendi, Nelayan Pencari ikan di Hutan Mangrove

Ketam/Kepiting, hasil ikan yang mudah didapat diarea hutan mangrove
Mangrove juga menjaga pantai dari bahaya abrasi, dengan siklus angin pantai yang berubah-ubah dan kontur daratan pulau Bangka khususnya wilayah Bangka tengah yang melekuk dan bergelombang, tak ayal ancaman abrasi selalu ada didepan mata. Bang Yasir bahkan menghimpun data jika diperairan Kurau hingga penya, kerap terjadi abrasi sepanjang sepuluh meter per 3 bulan, selain DAM atau breakWater, Mangrove dinilai efektif dalam mencegah terjadinya abrasi.


Calon tempat Wisata Edukasi Potensial.
Jika dikelola dengan baik kawasan hutan mangrove ini sebenarnya dapat menjadi kawasan wisata potensial. Pemerintah kabupaten dan propinsi tentu harus saling gotong royong menyulap kawasan ini menjadi taman wisata mangrove seperti yang diimpikan komunitas GEMPA 01.
Alam sudah tersedia, masyarakat sudah banyak yang melihat dan merasakan langsung manfaat dari keberadaan hutan mangrove ini, dan satu lagi, ada komunitas yang dengan sukarela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran mereka untuk kelestarian hutan ini. Semuanya menjadi komposisi yang pas untuk merubah HKM ini menjadi kawasan wisata air sekaligus wisata edukasi hutan mangrove.
Dekat Muara, Bakau Jenis Perepat Tumbuh Subur
Saat ditanya jika ada investor yang ingin berinvestasi dan akan seperti apa konsep kerjasamanya, Bang Yasir menggagaskan sistem kerjasama dan bagi hasil dengan pengelolaan secara penuh diserahkan kepada masyarakat. Hal ini sedikitnya mampu menyerap tenaga kerja dari penduduk lokal dan mampu menampung setiap potensi yang ada dihutan bakau dengan masyarakat sebagai komponen pendukungnya.

disini Rencananya Akan dibuat labirin
Saat tiba dilaut lepas tepatnya dimuara, -orang GEMPA 01 bilangnya dengan MULUT NAGA-  kami terus melihat ekosistem mangrove dengan jenisnya yang berbeda jenis mangrove ini dikenal Alfesinea atau bahasa lokalnya Perepat.  Jenis mangrove perepat ini banyak betebaran disepanjang pantai dan ada juga yang terendam air laut. Pemandangan yang indah kami dapatkan disini, Bang Yasir penah memproyeksikan jika kawasan ini akan dibuat taman wisata air, dengan membentuk pohon-pohon mangrove kecil ini sebagai labirin, kalau bener kejadian kayaknya bakal keren nihhh.
Intinya tinggal tunggu viral saja kawasan Moenjang Mangrove ini, semua pasti sepakat jika ini adalah calon wisata edukasi hutan mangrove yang potensial.
kalau viral, ini spot yang paling pas buat selfie
Kawasan Bahagia (Tempat Favorit)👫😍😆😅
Nggak salah kalau Kawasan Bahagia sempat dua kali dikunjungi oleh Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman, karena tempatnya luarbiasa cozy...  ini adalah basecamp dari komunitas GEMPA 01. Ada pondok yang menghadap kesungai, dan yang paling menarik perhatian kami adalah keberadaan rumah pohonnya. 
Tiba di kawasan bahagia / basecamp GEMPA 01
Moenjang Mangrove

Usai menyusuri sungai munjang dan melihat beragam jenis pohon mangrove, kami pun mampir di basecamp Gempa 01 ini. Reno yang baru sampai langsung memanjat tangga dan menaiki puncak pohon untuk mengobati rasa penasarannya.
Sempat melihat-lihat basecamp sebentar saya dan arif langsung menaiki rumah pohon juga, soalnya kita sudah penasaran waktu melewatinya diawal tadi. Dari jauh terlihat tulisan “kawasan bahagia”, dan ada juga tulisan diatas rumah pohon “maksimal empat orang”
kawasan bahagia, yang lagi sedih  pasti bahagia kalau kesinihhh😅😆😀😁😂

Dari awal tiba Reno sudah nangkring diatas
Tanpa berfikir panjang saya langsung memanjat rumah pohon ini. Sesampainya diatas  kami disuguhkan pemandangan luar biasa hutan mangrove dari ketinggian. Benar kata Bang Yasir, kalau berantem sama istri dirumah, tinggal datang kesini, masak mie instan dan makan diatas rumah pohon. Insya Allah..... Mie-nya Abissssss.. wkwkwkwk.
diatas rumah kayu/ markas GEMPA 01
Sambil menikmati kopi ditemani makanan ringan kami mengobrol tentang banyak hal seperti Potensi wisata hutan mangrove, latarbelakang lahirnya Komunitas Gempa -01 ini dan lain sebagainya. Walau sesekali Bang Yasir harus menerima banyak Panggilan telepon, karena ada kabar penemuan mayat oleh nelayan di kawasan pantai air anyir. Untuk urusan ini sepertinya nggak perlu terlalu banyak dijelaskan, takutnya ini blogg berubah jadi laman berita, hahahhaa.....
Kolam Tempat Kepiting dan udang bakau di budidayakan
 Disamping basecamp ini juga terdapat tiga kolam yang digunakan oleh komunitas Gempa 01 sebagai tempat penangkaran udang dan kepiting, mereka sedikit bereksperimen dengan menanam bakau atau mangrove di kolam ini. Menurut Bang Yasir sifat bakau yang mampu meredam kadar asam pada air atau tanah menjadi keuntungan tersendiri bagi habitat yang ada disekitarnya khususnya udang atau-pun kepiting. Semoga saja bisa panen dan kita diajak lagi ke basecamp Gempa 01.
Terimakasih Bang Yasir, Bang Aldo, Bang Tomi, Bang Sabang dan Kawan-kawan Komunitas Gempa 01 lain,  nya, semoga dapat bekerjasama dilain kesempatan.

1 Komentar