Perjalanan saya
kali ini adalah mengunjungi tempat wisata rohani yang menjadi icon dari negeri
serumpun sebalai, mana saja destinasi wisata religi di Pulau Bangka yang bisa kamu
kunjungi ?, karena kita memulai
perjalanan dari Bangka Bagian Utara tepatnya Di Belinyu Kabupaten Bangka, maka
destinasi pertama adalah;
Gua Maria Pelindung Segala Bangsa
Dari
pangkalpinang jaraknya 88 kilometer atau dua jam lama perjalanan.
Masuk dari gereja katolik Belinyu Awalnya sempat bingung dimana sebenarnya letak gua maria yang
katanya berada diatas bukit, setelah bertanya akhirnya sampai juga di Gua Maria.
Pemberhentian Ke 12 yang menggambarkan puncak dari bukit Golgota |
Yang menarik
dari gua maria adalah keberadaan jalan salib dengan 14 pemberhentiannya. Setiap pemberhentian
menggambarkan sejarah penyaliban yesus kristus hingga wafat. Jalannya berkelok
menyusuri puncak bukit, dipuncak ada pemberhentian ke 12 yang menurut mbak Lilis (pemandu kami saat
itu) merupakan gambaran dari peristiwa wafatnya yesus ditiang salib, tepat dipuncak bukit Golgota. Keberadaan jalan salib yang berkelok ini ada di
bukit Mo Thian Liang, yang artinya bukit menggapai langit. Lumayan menguras
stamina juga menyusuri bukit ini.
Kalau kamu baru pertama kali datang ke Gua Maria, pasti dibikin takjub
dengan kesejukan lingkungannya, belum lagi sautan burung hutan yang menjadi
penghuni alami dari rindangnya pepohonan yang ada di sini. efek suara air semakin
menambah keasrian Gua Maria.
Puri Tri Agung
Sepulangnya dari
Gua Maria Belinyu saya berkunjug ke destinasi wisata religi selanjutnya di Kabupaten
Bangka, yaitu Padepokan Puri Tri Agung. Jika anda pecinta keindahan, ini adalah
destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi. Tidak hanya megah puri ini juga
menyuguhkan pemandangan pantai tikus yang sangat indah. Tidak perlu aneh dengan nama pantai tikus, tidak
perlu juga mengaitkan keberadaan tikus dengan pantai ini, karena anda tidak
akan menemukan tikus disana. Lalu kenapa bisa dinamakan pantai tikus?, ini
teka-teki yang juga belum bisa saya pecahkan.
Jaraknya tidak
jauh dari pusat kota sungailiat, kalau dari pangkalpinang dan mengambil jalur lintas
timur kita akan menyusuri jalan bebas hambatan untuk sampai ke Padepokan Puri
Tri Agung ini,
namun tetap harus hati-hati karena dibeberapa titik ada saja kondisi jalan yang
berlubang dan rusak.
Kita bisa
melewati gerbang anak tangga, kalau ingin merasakan langsung sensasi mendaki
menuju Puri ini, letak puri ini memang berada dikawasan perbukitan jadi lelah
sedikit tidak apa lahhh, yang penting kita bisa eksis berfoto ria dan mendapatkan
pemandangan eksterior indah dari bangunan Puri, sesampainya dihalaman padepokan.
Dari halaman-nya-lah sensasi kemegahan
puri ini semakin kental terasa, sulit rasanya menahan diri untuk tidak narsis dan ber-selfie saat berada
dihalaman padepokan. Kita seolah berada di Korea Atau Cina jika berfoto dengan
latar exterior dari padepokan ini, yah seenggaknya itu yang saya rasakan.
Baru tahu Kenapa
dinamakan puri tri agung, sempat wawancara dan bertanya-tanya dengan juru
pelihara dari puri ini, dapat disimpulkan jika makna lain dari Puri Tri Agung
adalah karena keberadaan dari tiga patung guru agung yang terdapat dilantai dasar dari puri ini. Ketiga Guru besar atau guru agung
ini mengajarkan ajaran kebaikan bagi tiga umat diantaranya umat
budha, kongfutzu dan lautze. Puri ini juga terdiri dari tiga lantai, saya cukup penasaran untuk tahu setiap
lantainya. Dilantai dua menurut penjaga biasa digunakan sebagai tempat semedi tidak
jauh berbeda dilantai tiga, tapi dilantai tiga kita lebih disuguhkan pemandagan
pantai yang ruarrrrr biasa. Silahkan
datangi jika tidak percaya
Masjid Jamik Kota Pangkalpinang
Dari kabupaten
bangka kita jalan-jalan ke ibukota Propinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang. Ikon
toleransi dan keragaman di negeri serumpun sebalai yang ada di kota berjuluk
pangkal kemenangan ini adalah Masjid Jamik Kota Pangkalpinang. Masjid yang tidak pernah
sepi dari kegiatan ibadah umat islam ini telah lama dibangun.
Sejarah
pembangunannya saja bahkan menjadi saksi dari beberapa peristiwa sejarah lainnya yang pernah
terjadi di Bangka belitung. Contohnya pada masa kemerdekaan, menurut pengurus
masjid, pada saat pengasingan proklamator bung Karno dan wakil Presiden
Indonesia RI Mohammad Hatta oleh Belanda, pembangunan
masjid jamik ini tengah berlangsung. Bung Hatta bahkan menyumbang Rp.1000 untuk
pembangunan masjid jamik ini, seribu Rupiah pada saat itu mungkin setara dengan
seratus juta, atau..?? yah bisa dihitung sendiri.
Sejak dibangun
pada 1355 Hijriyah
atau 1936 Masehi,
yang membuat saya takjub adalah semangat kebersamaan dan gotongroyong
masyarakat Bangka Belitung untuk membangun serta merenopasi masjid jamik, saat
itu banyak masyarakat islam dari berbagai wilayah secara swadaya datang
bergantian untuk membantu menyumbang proses pembangunan masjid jamik ini. Menurut
pengurus masjid mereka berdatangan dari berbagai kabupaten.
Sampai dengan
sekarang Masjik Jamik menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi ummat islam,
seperti penyelenggaraan ibadah wajib sholat lima waktu dan ibadah shalat pada
hari-hari besar keagamaan seperti
Idul Fitri atau Idul Adha. Di lantai satu dari
masjid jamik juga digunakan sebagai pusat pembelajaran dan aktifitas mendalami
agama bagi majlis taklim muslimah dan taman pendidikan alquran bagi anak-anak.
Dilengkapi
dengan empat menara disetiap penjuru masjid, disain eksterior dari masjid ini
bagitu megah. Balutan warna hijau yang mendominasi pada bangunan ini menjadi symbol tersendiri. Bagi saya warna ini
menggambarkan kesejukan dan ketenangan.. sudah sunnatullah, saat mendekatkan
diri pada sang pencipta diMasjid batin menjadi tenang, setenang-tenangnya..
Alhamdulillah..
Kelenteng Dewi Kwan Im
Sejak datang ke
provinsi bangka Belitung tahun 2011 lalu saya baru tahu ternyata di derah air
itam kota pangkalpinang terdapat kelenteng dewi kwan im. Sesuai dengan namanya
terdapat patung dewi kwan im yang besar dan tinggi tepat didepan dari klenteng
ini.
Sebenarnya di
padepokan puri tri agung juga terdapat patung dewi kuan im, tapi dengan tinggi
dan ukuran yang berbeda, jika dilihat sepertinya diklenteng ini ukurannya lebih
besar dibanding dipadepokan.
Kalau dari jalan
protocol Pangkalpinang-Sampur, Letak Kelenteng ini berada tepat dipinggir
jalan, lokasinya agak masuk kedalam ya kira-kira kurang dari 50 meter melewati sedikit turunan. Karena posisinya
yang agak tersembunyi dan masuk kedalam.
Saya sempat bingung dan bertanya kependuduk sekitar untuk mengetahui letak dari
klenteng ini. Intinya bertanya...
Masih soal
patung Dewi Kwan Im, disebelan kiri dan kanan dari patung ini terdapat dua
patung lainnya, yang diyakini sebagai penjaga atau pengawal dari dewi kwan in.
salah satunya adalah patung Nacha. Dengan senjata andalannya gelang sakti. Jika
anda penggemar serial kungfu Kera Sakti pasti tahu siapa Nacha. Jadi inget masa
kecil..
Selain untuk
sembahyang kelenteng ini juga dilengkapi dengan ruang pengobatan. Di kelenteng
ini memang terdapat tabib yang melayani pengobatan bagi masyarakat sekitar.
Sayang waktu berkunjung ke kelenteng ini saya hanya bertemu dengan juru
pelihara dari kelenteng ini.
Kelenteng Dewi Laut
Klenteng ini mungkin satu-satu kelenteng di Pangkalpinang yang halamannya
berhadapan langsung dengan pantai, Tepatnya pantai sampur. Nuansa merah
layaknya bangunan klenteng kebanyakan, menambah keindahan dari tempat
peribadatan keturunan tionghoa ini.
Meski didepan pantai, kita memang sedikit disuguhkan keindahannya. Kenapa
sedikit, karena keindahan pantai sampur ini seolah terjamah oleh maraknya
penambangan laut yang membuat airnya terlihat keruh.
Memandang laut memang biasa, tapi melihatnya dari kelenteng itu agak
berbeda. Ada perasaan tersendiri saat menatapnya dari kelenteng dewi laut,
terlebih saat anda berdiri dibangunan mirip pagoda ini. Indah dan menyejukkan.
0 Komentar