Gagal enjoy dikunjungan yang pertama,
bikin saya nggak mau nyerah buat
naklukin Bukit Pading. Kali ini
persiapan kami boleh dibilang lumayan sempurna. Dua Minggu sebelum syuting saya
sudah kordinasi dengan kepala desa lubuk Pabrik dan Kepala Dusun C2. Nyaleps
disusun C2 pada Kunjungan sebelumnya jelas jadi pelajaran buat saya. Dan kali
ini harus berbeda. Goal -nya sudah pasti; syuting lancar, eksplorasi air
terjun bukit pading nya tercapai, dan yang paling penting adalah menikmati pengalaman disetiap momen yang kita
jalani disana.
Dari Pangkalpinang kami berangkat
pukul 05.00 subuh, selain saya dan Adul, ada juga Dwi, Echa dan juga Reza. Dua
nama terakhir adalah orang baru di Program wisata Negeri Indonesia atau
Pelangi. Syuting episode kali ini kita memang sengaja menggunakan dua host
untuk memandu acara kami, kesan travelingnya biar dapet aja..
Perlu dua hingga tiga jam lama
perjalanan untuk sampai ke desa lubuk Pabrik, ditambah sekitar 30 menit untuk sampai ke kaki bukit pading. Kepala
dusun dan beberapa warga telah siap menunggu kami. Kali ini mereka akan
mengantarkan kami menuju air terjun dengan menggunakan motor. Terimakasih Kadus
C2 beserta Warganya telah mau berpartisipasi dalam proses syuting kami dengan
sukarela. Perjalanan dari Pangkalpinang menuju
Bangka tengah berjalan lancar. Tiba di desa Lubuk Pabrik juga tidak ada
kendala, jalan disusun C2 sedikit memberikan kami tantangan. Cuaca hujan
membuat Medan jalan sangat becek, belum lagi ada pembangunan jembatan yang membuat
kami terpaksa harus menggunakan jalan sementara yang telah disiapkan, dan jalan
itu sangat becek, pemirsahhhhh!!!!
Dwi sebagai driver, cukup lihai
menaklukan setiap medan berlumpur yang tersaji disepanjang jalan dusun C2.
Maklum ini bukan untuk pertama kalinya Dwi datang ke dusun ini. Secara umum, tidak ada yang berubah
dan masih sama dengan perjalanan kami yang pertama, hanya beceknya saja yang
menjadi pembeda. Dengan persiapan yang ada kejadian
mobil nyalep (mobil terjebak dilumpur) dapat dipastikan tidak akan terulang
kembali. Diperjalanan Sesekali saya dan Adul mengenang peristiwa nyalep yang
terjadi pada Kunjungan kita saat pertama, sambil diselingi tawa dari
teman-teman, saya akhirnya sadar jika pengalaman ke Dusun C2 waktu itu memang
kaya nuansa; seperti komedi, inspirasi, sarat motivasi hingga thriller. Harapan
agar kami tidak kembali mengulangi peristiwa nyalep
sangat tinggi. Walaupun kita harus kembali merasakannya.
Dan kita Nyaleps
lagi.. biar
dramatis saya ulang lagi yaahh "Dan kita Nyaleps
lagihhhh...😖😞😟😩!!!" Ini seperti DEZAVU. Posisi nyalep kami kali ini berada jauh sebelum air terjun
Bukit Pading. Tepatnya dijalan utama Dusun C2. medan jalan yang licin dan becek
membuat kami harus kembali terjerumus dikubangan lumpur. Alasannya adalah Kami
terlalu mengarahkan mobil kebagian kiri, tepat dimana posisi parit berada. Parit yang saat itu dipenuhi oleh
sedimen tanah tidak mampu menahan laju mobil hingga akhirnya kami terjebak.
Kondisi Kuda terjebak dilumpur, Nyaleps Jilid II😁😀😁 |
Sepuluh menit sudah kami berusaha
keluar dari keterjebakan yang menyesakkan inihhh. Saya, Adul dan Reza berusaha
mendorong mobil, tapi mobil malah semakin tenggelam Dilumpur. Solusinya adalah
ditarik, ya... Satu-satunya cara agar mobil kuda kami dapat keluar adalah
ditarik dengan mobil lain.
Dan kami masih menunggu bantuan.
Beberapa warga ada yang berhenti dan melihat kondisi mobil kami, mereka juga
menyarankan agar mencari bala bantuan supaya mobil bisa ditarik. Akhirnya kami
memutuskan untuk bertemu dengan kepala dusun, kebetulan ada warga yang
meminjamkan motor, Adul dan Dwi langsung mencari kepala dusun dan meminta
bantuan.
Tidak lama kemudian pak Kadus dan
beberapa warga datang, tapi mereka tidak membawa mobil atau kendaraan roda
empat lainnya yang dapat menarik mobil kuda kami dari jebakan lumpur. "Kayaknya bakal lama nih nangkring disini😞😟😔😓" gumam saya, padahal kita masih harus
mengejar beberapa segmen dihari pertama ini. Tapi diluar dugaan pak Kadus dan
rekan-rekannya nekat mengangkat mobil. Sekali lagi saya bilang mereka NGANGKAT mobil kuda!!!!! Ajib dahhh!!! Momen langka ini tidak lupa saya
abadikan, sementara Dwi, Adul dan Reza sibuk bergotong royong saya masih asik
dengan mengabadikan momen mereka, hahahaha😄😁😀 alangkah durhaka-nya sayahhhhh dengan
pak Kadus. Semangat belasan warga dusun C2
membuat mobil kami berhasil keluar dari jebakan lumpur, langkah yang sungguh
diluar dugaan, mereka mengaku mobil operasional kami memang berat, tapi ada
yang membuat mobil ini lebih berat. Yaitu keberadaan Tuan Putri Echa Septiarini yang sedari awal duduk manis didalam Mobil. 😁😀😃😄😅, Bayangkan bahkan saat Adul, Reza,
Dwi dan warga dusun mengangkat mobil, Echa -yang entah sedang ngapain- enjoy
terdiam dijok mobil bagian depan!!! Sungguh sesuatu...
Lepas dari jebakan lumpur kami
melanjutkan perjalanan menuju Air terjun bukit pading. Adul dan Dwi masih tidak
percaya jika warga dusun ini mengangkat mobil
operasional kami, saya-pun masih takjub dengan peristiwa ngangkat kuda
yang tadi berlangsung, ha-ha-ha.. ini rekor banget dua kali ke Dusun C2, dua
kali juga kita Nyaleps.
Wellcome Again Bukit
Pading 😁😀😂😘
Kami ditemani rombongan warga dusun C2
saat menyusuri kebun sawit, dijalan ini
kami menaiki motor. Jalan yang saat pertama kali saya kesini malah nekat
menggunakan mobil. Wkwkwkwk jadi ingat tragedi Nyaleps jilid satu. Lagihhhh.... Sampai di bukit pading dengan selamat
kamipun langsung menentukan lokasi opening program. Sebelum memualai petualangan kita sempat ngobrol bersama warga dan Bapak
Kepala Dusun C2 Pak Basori, tentang keberadaan air terjun ini. Menurut pak Kadus ada sekitar tujuh spot air
terjun hingga puncak. Setiap spotnya menyuguhkan pemandangan air terjun yang
berbeda. Saya cukup dibuat penasaran dengan keberadaan tujuh spot air terjun
yang diceritakan pak Kadus. Kebiasaan syuting tanpa survey
atau hunting ngaruh banget saat produksi, salah satunya tidak menguasai medan, tapi itu bukan alasan buat kita nggak bisa maksimal. asseeek Satu-satunya bukit yang ada di desa C2 Ini memang menjadi kawasan yang dijaga
oleh warga dusun, tidak tahu pasti apakah keberadaannya diwilayah hutan lindung
atau hutan milik desa. Maaf ini luput dari pertanyaan saya.
Ketinggian bukit ini mencapai 200 meter, dan untuk sampai ke puncak kita
membutuhkan waktu dua hingga delapan jam, tergantung kecepatan kita menaiki
bukit, dan seberapa kuat waktu yang kita habiskan untuk beristirahat
diperjalanan. Diarea bukit Pading juga terdapat beragam jenis hewan, kera, ular
hingga ayam hutan banyak disini. Diperjalanan saya yang pertama kita sempat
bertemu dengan kera yang sedang bergelantungan dipohon, sayang pada kunjungan
kali ini kita tidak menemukannya kembali.
Menaklukan 7 Air Terjun (real mission)
Riuh air terjun sudah terdengar dari
kejauhan, tiba dispot air terjun tingkat pertama kami langsung memulai syuting,
ada Pengadeganan host bertemu Rombongan pak Kadus dilokasi ini.
Tidak terlalu curam tapi pemandangan air terjun dispot pertama ini lumayan menarik. Menyusuri sedikit jalan yang menanjak dan berbukit tibalah kami di air terjun yang ke tiga. Air terjun yang kedua tidak
dapat kami jangkau karena akses jalan yang bertebing dan licin. Di air terjun yang ketiga ini adalah tempat yang paling menarik buat saya. Beberapa orang menyebut spot ini sebagai air
terjun tingkat pertama, tapi pak Kadus bilang jika ini adalah air terjun
ketiga. Entahlah mana
yang benar yang terpenting bagi saya saat itu adalah lokasi air terjun ini begitu
luar biasa mantaf.Tinggi air terjun ini sekitar lima
meter, kedalaman airnya hampir sama bahkan ada yang bilang jika kedalamannya
mencapai enam atau sekitar tujuh meter. Saat tiba
disini saya belum memutuskan untuk berenang walau sebenarnya pengen banget buat
berenang. Dilokasi ini kita
kembali syuting, ada
adegan berenang yang coba kami ambil disini, Reza saya paksa untuk terjun, dan
memandu acara negeri Indonesia sekaligus mengenalkan keunikan dan keindahan
dari air terjun bukit pading. Riuh air terjun yang kencang, dengan
sungai bagian bawahnya yang menyerupai kolam pemandian, rupanya telah membuat
Reza penasaran untuk berenang dan terjun disini. Hingga akhirnya proses syuting sekaligus berenang-nya Reza pun
tiba. Take pertama dilokasi air terjun yang ketiga ini yaitu adegan Reza
Loncat dari atas air terjun. Sayang, Echa belum ikutan berenang, yahhhh..Memang tidak ada disekenario. Sabar yahhh Echa.
Usai mengunjungi tiga spot air terjun yang ada dibukit pading,
petualangan kami lanjutkan kembali. Sejauh
ini, air terjun yang cukup bagus adalah
air terjun yang ketiga, dua lainnya terlihat seperti alur sungai biasa, namun sedikit curam.Tidak lama kemudian kami tiba di air terjun yang ke empat, kami berhenti sejenak untuk
mencari spot pengambilan gambar, rencananya Reza dan Echa akan On
Screen disini.Tapi setelah melihat lokasi akhirnya kami
memutuskan hanya mengambil adegan rombongan Pak Kadus dan host
yang sedang berjalan melewati
spot air terjun ke empat. Soalnya kita bingung eksplore potensi air terjun yang
keempat ini. Secara view memang kalah jauh dibanding air terjun yang
ketiga. Ketinggian air terjun ke empat ini sekitar dua meter. Menurut Pak Kadus ini adalah tempat
dimana anak-anak dan keluarga biasa berenang. Dapat saya simpulkan, air terjun yang ke tiga tadi adalah
spot untuk orang dewasa,
dan yang keempat ini adalah untuk anak-anak. Memang tempatnya cocok banget untuk berenang
anak-anak, sungainya tidak begitu dalam. Menurut Pak Kadus, banyak pengunjung yang datang kesini hanya
sampai di air terjun ke tiga dan kempat saja. Mereka enggan naik menyusuri
sungai untuk melihat air terjun selanjutnya.
Air Terjun Ke-4 Spot yang pas Untuk Keluarga |
Ada adegan Echa on screen di bagian tanjakan ini. Malesnya Adegan echa On Cam disini harus diulang, Mungkin proses menaiki bukit cukup menguras stamina dan konsentrasi Echa. Kitapun terpaksa
retake Echa dua kali, sayang dan kasian aja rombongan pak kadus harus bulak
balik naik turun sebagai cameo. hehehe maafkan kami Pak Kadus..
Perjalanan terpaksa kami hentikan, karena Kami harus mencari spot yang pas untuk mengambil gambar
air terjun yang kelima, lagi-lagi akses yang sulit membuat saya dan Adul (kameraman) harus mencari solusi untuk menyiasati
pengadeganannya.
setelah berfikir keras kami putuskan untuk tidak turun kealiran sungai yang mengarah langsung menuju air terjun ke-5. Sangat disayangkan sih, tapi pegimana lagihhh. Sebagai gantinya kami coba mencari lokasi lain untuk kami jadikan spot selanjutnya. Beruntung kami menemukan lokasi air sungai yang bagus, dan kami gunakan sebagai tempat adegan host dan rombongan beristirahat sejenak.
setelah berfikir keras kami putuskan untuk tidak turun kealiran sungai yang mengarah langsung menuju air terjun ke-5. Sangat disayangkan sih, tapi pegimana lagihhh. Sebagai gantinya kami coba mencari lokasi lain untuk kami jadikan spot selanjutnya. Beruntung kami menemukan lokasi air sungai yang bagus, dan kami gunakan sebagai tempat adegan host dan rombongan beristirahat sejenak.
akses ke Air terjun Ke-5 harus lewatin batang pohon yang berujung di jurang |
spot yang kami pilih untuk ngambil adegan istirahat |
istirahat sejenak, nungguin dwi ngambil baterai |
Pohon disepanjang jalan pun semakin rindang. Udara sejuk terasa dingin
dan basah, semakin kami menaklukan jalan yang ada semakin Gemuruh air terjun-nya kuat terdengar.
On cam tentang keberadaan Pohon Pelawan, terbesar dan tertua yang ada di bukit pading |
Kami kembali melanjutkan perjalanan, Pak Kadus mengajak kami untuk melihat-lihat air terjun yang terakhir, yaitu air terjun yang ketujuh, jaraknya tidak terlalu jauh dari air terjun sebelumnya. Rute perjalanan cukup sulit, menanjak curam dan dipenuhi Batang pohon berukuran sedang. Di tengah perjalanan Kami melewati puncak air terjun yang keenam tadi, dari atas sini pemandangannya semakin Its so amazing, pokoknya luar biasa. Kita sempet foto-foto juga disini.
Air terjun ke-6 |
Puncak Air Terjun ke-6 |
Tidak lama dari lokasi puncak air terjun ke-6, kita tiba di air terjun terakhir. Kondisinya jauh berbeda dengan air terjun sebelumnya, air terjun ke-7 ini menyuguhkan pemandangan sungai yang curam dengan alirannya yang lumayan panjang. Sebenarnya saya masih penasaran dengan hulu sungai bukit pading yang ada dipuncak. Tapi kondisi jalan tidak memungkinkan terlebih pak Kadus dan warga lainnya tidak merekomendasikan kami untuk melanjutkan perjalanan karena rute yang licin dan beresiko.Tidak mau mengambil resiko, perjalananpun kami sudahi di air terjun terakhir ini. Echa dan Reza kami atur untuk bersiap on cam. Mereka akan melakukan adegan closing segmen. Tidak lama setelah itu kami kembali ke puncak air terjun ke-6 dan melakukan adegan clossing program.
On Cam DI Air Terjun Ke-7 |
Air Terjun ke-7 |
Akhirnya Nyemplung
Rasa penasaran akhirnya terobati. Selesai syuting kami pun turun
ke air terjun ke tiga, dan berenang disana. Adul, dwi, echa dan saya bergantian
nyemplung merasakan dinginnya air sungai bukit pading. Ada perasaan ngeri saat
loncat dari air terjun ini. Pertama karena ini untuk pertama kalinya saya
terjun di air terjun, kedua karena agak parno aja dengan kedalaman sungai
dibawah sana. Tapi dengan bismillah dan tekad yang semakin
mengeras sekuat baja saya pun loncat. Dan rasanya its so amazing.......lagihhh. Ingin
berkali-kali loncat rasanya setelah loncatan yang pertama. Tapi nyemplung
sekali saja sudah cukup sepertinya. Soalnya waktu sudah sore dan rombongan pak
kadus sudah tidak sabar untuk pulang. Hampir lupa kalau kita nebeng dengan
mereka.
Sekali lagi terimakasih kepada kepala dusun C2 Pak Basori dan
rekan-rekan lainnya, yang telah mengantarkan kami, mengangkat mobil kuda kami
dan menemani kami menyusuri keunikan bukit bading. Sepertinya Ini adalah Destinasi
wisata alternatif saat bosan dengan wisata pantai. Suatu saat saya
akan kembali dan menunaikan aksi loncatan yang kedua.
1 Komentar
Terimakasih mas/mbak...
BalasHapusSiap merapats