Wisata Bukit Pala: Nemplok Manja Disarang Burung Raksasa.

Nemplok Manja Disarang Burung

Sepertinya wisata bukit tengah menjadi destinasi yang banyak bermunculan ditanah Bangka. Dalam dua bulan ini saja ada lima bukit yang sempat saya kunjungi. Dan semuanya menyimpan pesona serta keunikannya masing-masing.

Bukit yang satu ini ada nya di jebus Kabupaten Bangka Barat. Tepatnya di Desa Teluk Limau Dusun Pala dan dikenal dengan Bukit Pala.  Entah apa makna dibalik nama Pala, yang saya tahu kawasan ini memang tengah hits di media sosial. 
Ada Tri Putra, Reno dan Echa pada ulin kami kali ini. Kita sepakat untuk singgah sejenak dan memanjat bukit Pala sebelum pulang ke Kota Pangkalpinang. Rute menuju puncak bukit luar biasa menegangkan, kalau saya lihat sih rutenya masih jalan setapak yang membelah ilalang jadi belum begitu banyak mendapat sentuhan. Untuk sekedar mencari sensasi climbing ringan ala-ala petualang bisa-lah saat menyusuri jalan ini.
Karena letaknya tidak jauh dari pantai (bahkan tepat dipinggir pantai) sesekali kita bisa menikmati pemandangan pantai sambil memanjat bukit ini. Dan pemandangannya lumayan memanjakan mata. Walau harus berlomba dengan ngos-ngosan akibat rasa lelah menaklukan rutenya.

Jangan Lupa Foto disini, tanda kalau kita pernah menjamah bukit ini
Pondok Kayu, tempat yang pas untuk menikmati pemandangan pantai


Banyak spot menarik yang disuguhkan saat tiba diatas bukit, ada kursi kayu yang sengaja dibuat untuk bersantai, ada plang selamat datang di bukit pala dengan background pantai, dan banyak lagi. Karena lelah menempuh perjalanan jadi kita memutuskan untuk rehat sejenak didekat plang selamat datang. Sepoi angin pantai menyapu sekujur badan yang sedari tadi panas berkeringat. Tapi tiba-tiba lelah berganti penasaran, perhatian saya langsung tertuju ke sebuah rumah pohon yang letaknya dipuncak bukit dan  tepat diatas bebatuan granit paling atas. Hal yang paling bikin rasa ingin tahu semakin menggelembung didalam jiwa adalah seindah apa pemandangan pantai yang bisa kita nikmati dari atas rumah pohon itu. 


Rumah Pohon Di Puncak Bukit Pala
Pemandangan Pantai Dari Atas Rumah Pohon
Dan benar saja ada sensasi luar biasa melihat pemandangan pantai pala dari atas rumah pohon ini langsung kami reasakan. Kita berempat seolah sepakat untuk mulai memotret beberapa momen diatas rumah pohon ini. Tapi harus tetap berhati-hati, karena untuk sampai ke rumah pohon yang satu ini kita harus otodidak memanjat batu granit-nya. 
Reno paling aktif diantara kita, banyak spot yang didatanginya untuk sekedar berselfie dibukit ini. Sampai akhirnya kami menemukan spot berfoto yang cukup menarik, yaitu keberadaan sarang burung buatan berdiameter kurang lebih satu meter yang menghadap langsung kelaut lepas, lagi-lagi reno yang pertama menjelajahinya. Dan ngapain lagi kalau bukan mengeksplor keindahan pemandangan dengan berfoto narsis.
Idenya dari sarang burung raksasa ini cukup unik dan menarik. Masih belum tahu terinspirasi dari mana spot semenarik ini. Tapi biarlah, mending sekarang kita nikmatin saja petualangannya. Tri lebih dulu memanjat dan asik berfoto bersama reno disarang burung ini. 

Reno Siaz D'uliners sejati 
Untuk sampai dispot sarang burung raksasa ini, kita akan menuruni batu granit yang agak curam, pastikan berpegangan ketangkai pohon liar dipinggiran batu granit agar tidak terjatuh. Beruntung saya cukup gesit menaklukkannya dan selamat menuruni batuan granit dan sampai tepat dibawah sarang burung. 
Kita Masih harus memanjat tangga lagi untuk bisa sampai kesarang burung raksasa dan mudah-mudahan stok gesit tadi masih tersisa untuk menghadapi tantangan selanjutnya, yaitu menaklukkan rasa ngeri akibat tangga yang dipanjat kerap kali bergoyang tanpa dombret. 

Sarang Burung,  Spot Andalan Di Bukit Pala
Ngeri-ngeri manja langsung menyelimuti saya, kemanjaannya semakin menjadi karena ternyata butuh usaha lebih untuk bisa nemplok diatas sarang. Tri dan reno dari tadi masih bersautan menyemangati dengan ungkapan yang lebih terasa menyumpahi, "hayoo awas ak roboh batangnya" kata Reno. Belum lagi Tri yang asik menyauti dengan kata-kata "eaaaa.. eeeyaaa!" diSetiap kali kaki saya menaiki anak tangga, Echa masih dengan pergolakan batinnya antara merealisasikan niatnya untuk naik dan tidak. Dengan hiruk pikuk ketiga trio macan itu saya tetap fokus memandang lurus kearah sarang burung yang tingginya mungkin hanya dua meter kurang, hahahaha

Hingga finally saya berhasil menaklukkan tangga goyang ini. Rasa tegang sekaligus lelah langsung terabaikan dengan kesibukan saya mencari gaya untuk berfoto. Tri turut mensukseskan agenda pribadi dalam bernarsis ria Dengan memegang minitripod dan action kamera, terimakasih tri. Hingga beberapa fotopun berhasil kami abadikan disini.
Sempat juga penasaran dengan kabar indahnya suasana sore di bukit ini. Tapi waktu juga yang membatasi Ulin kita hari itu. Mudah-mudahan suatu saat bisa kembali datang ke Bukit Pala untuk piknik dan nemplok disarang burung raksasa-nya.

Penjelajah Bukit Pala

0 Komentar