Falsafah Pelideh, Rumah Adat Melayu Habang yang Sarat Makna

Rumah adat Pelideh

Bangka Selatan seolah tidak pernah habis menunjukkan pesona warisan tradisinya. Tepatnya di Desa Ranggung, Kecamatan Payung, berdiri sebuah rumah adat yang sarat sejarah dan nilai budaya, rumah ini dikenal dengan Rumah Adat Pelideh. 

Dibangun pada tahun 1873 oleh Hasyim bin Hapsa, seorang saudagar sekaligus tokoh masyarakat setempat, pelideh menjadi salah satu peninggalan penting masyarakat Melayu. Proses pembangunannya melibatkan tukang asal Tionghoa bernama Shao Fong. Rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu nyatoh ini masih berdiri kokoh sebagai bukti kecakapan arsitektur tempo dulu yang diwariskan turun-temurun.

Ukuran panjang setiap ruang dibuat sama yaitu 3,33 meter

Keistimewaan Rumah Adat Pelideh bukan hanya pada usianya yang lebih dari seabad, tetapi juga pada filosofi yang tertanam dalam setiap bagiannya. Ukuran ruang utama yang dibuat sepanjang 3,33 meter, misalnya, melambangkan Iman, Islam, dan Ihsan. 

Ornamen pada rumah pun sarat makna, seperti motif mata gergaji di teras yang mencerminkan semangat gotong royong, serta ukiran bunga kenanga yang melambangkan kesucian dan keharuman hati. Dengan demikian, rumah ini bukan sekadar hunian, melainkan juga simbol kebijaksanaan dan nilai luhur masyarakat Melayu.

Kayu nyatoh menjadi bahan utama dari rumah adat Pelideh
Selain sebagai tempat tinggal, rumah ini dahulu menjadi pusat aktivitas sosial masyarakat. Musyawarah, pengajian, hingga acara adat sering diselenggarakan di sini. Menariknya, rumah ini juga dilengkapi dengan pintu darurat yang dahulu berfungsi sebagai jalan keluar ketika terjadi ancaman, misalnya dari penjajah. Arsitekturnya yang berbentuk rumah panggung menunjukkan kearifan lokal, baik dalam menghadapi iklim tropis, menjaga sirkulasi udara, maupun memberi rasa aman bagi penghuninya.

Kini, Rumah Adat Pelideh tidak hanya dilihat sebagai peninggalan keluarga, tetapi juga sebagai warisan budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya. Lebih dari itu keunikan arsitektur, nilai filosofis, serta perannya dalam kehidupan masyarakat menjadikan rumah ini penting dilestarikan sebagai simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Bangka Selatan.

0 Komentar